cinta melukaiku setahun sekali
namun luka mencintainya hanya satu hari,
agar aku bisa mencintai lukanya selamanya
Monday, March 30, 2009
Monday, March 16, 2009
di sebuah hari terakhirmu
::für nisa diani
tahukah kamu
di desaku ada pohon yang tiap malam jumat
meneteskan air mata dari daunnya,
nanti malam mungkin aku akan membawa plastik
besok, saat kita bertemu aku akan berkata begini:
"inilah air mataku, aku tampung dalam plastik."
tahukah kamu
di desaku ada pohon yang tiap malam jumat
meneteskan air mata dari daunnya,
nanti malam mungkin aku akan membawa plastik
besok, saat kita bertemu aku akan berkata begini:
"inilah air mataku, aku tampung dalam plastik."
puisi kilat
::untuk komunitas piramida di mesir
(1)
Aku puas dengan langit yang biru
Tanpa salju membeku seperti musim lalu
Aku puas dengan hatiku yang mengharu
Tanpa cinta pilu di tahun lalu
(2)
Musim kemarau belum berlalu
Dan daun jati sudah berhenti meranggas
Hujan belum nampak akan turun
Namun padang gurun mulai bersemi
(3)
Kami di sini bertanya-tanya
Ada apa gerangan di sana
Badai gurun berhenti berhembus sejenak
Menunggu apa yang akan terjadi
(4)
Jawablah rindu ini
Meski dalam kata terbungkus duri
Wujudkanlah harap ini
Meski dalam nada sehalus pasir
(1)
Aku puas dengan langit yang biru
Tanpa salju membeku seperti musim lalu
Aku puas dengan hatiku yang mengharu
Tanpa cinta pilu di tahun lalu
(2)
Musim kemarau belum berlalu
Dan daun jati sudah berhenti meranggas
Hujan belum nampak akan turun
Namun padang gurun mulai bersemi
(3)
Kami di sini bertanya-tanya
Ada apa gerangan di sana
Badai gurun berhenti berhembus sejenak
Menunggu apa yang akan terjadi
(4)
Jawablah rindu ini
Meski dalam kata terbungkus duri
Wujudkanlah harap ini
Meski dalam nada sehalus pasir
puisi bubur
baja kokoh terendam panas
menjadi bubur
kardus kertas terendam panas
menjadi bubur
cintaku padamu terendam amarah
menjadi bubur
menjadi bubur
kardus kertas terendam panas
menjadi bubur
cintaku padamu terendam amarah
menjadi bubur
Sunday, March 15, 2009
sang pemburu
setiap kali pulang dari berburu,
ia selalu menyisakan satu anak panah
dalam tabungnya
demikianlah sudah dua puluh tahun lamanya
suatu hari tabung panah itu kosong dan
ia membopong seorang perempuan
dengan anak panah menancap di jantungnya
lalu ia memohon padaku:
"izinkan perempuan ini menjadi yang kedua!"
ia selalu menyisakan satu anak panah
dalam tabungnya
demikianlah sudah dua puluh tahun lamanya
suatu hari tabung panah itu kosong dan
ia membopong seorang perempuan
dengan anak panah menancap di jantungnya
lalu ia memohon padaku:
"izinkan perempuan ini menjadi yang kedua!"
senandung pecinta alam
biru memiliki keagungannya sendiri
merah memiliki kehangatannya sendiri
putih memiliki kejernihannya sendiri
hitam memiliki kesunyiannya sendiri
dan aku ...
memiliki keindahanku sendiri
merah memiliki kehangatannya sendiri
putih memiliki kejernihannya sendiri
hitam memiliki kesunyiannya sendiri
dan aku ...
memiliki keindahanku sendiri
laut dan sungai
laut dan sungai sudah bermesraan sejak dulu.
kalau tidak percaya, tanyakanlah pada akar-akar pepohonan bakau
atau pada rawa, yang selalu cemburu pada sungai
kalau tidak percaya, tanyakanlah pada akar-akar pepohonan bakau
atau pada rawa, yang selalu cemburu pada sungai
heranku padamu
ada satu hal yang aku herankan:
ombak tak pernah bosan menghantam karang
tidak seperti kamu menunggu diriku
ombak tak pernah bosan menghantam karang
tidak seperti kamu menunggu diriku
untuk aku
jemarimu tidaklah berguna kecuali untuk membelaiku
tanganmu tidaklah berguna kecuali untuk memelukku
lidahmu tidaklah berguna kecuali untuk merayuku
hidupmu tidaklah berguna kecuali untuk kau habiskan bersamaku
tanganmu tidaklah berguna kecuali untuk memelukku
lidahmu tidaklah berguna kecuali untuk merayuku
hidupmu tidaklah berguna kecuali untuk kau habiskan bersamaku
cinta dalam hati
mentari selalu terbit meski hari tak selalu panas
bintang selalu bersinar meski malam tak selalu gemerlap
cinta ini selalu membara meski hasrat tak selalu jelas
rindu ini selalu menyala meski kata tak selalu terucap
bintang selalu bersinar meski malam tak selalu gemerlap
cinta ini selalu membara meski hasrat tak selalu jelas
rindu ini selalu menyala meski kata tak selalu terucap
hilang
saujana menyusuri tepian cakrawala
tatkala terpejam
khidmatnya hilang
sembilu merepih hati rindu
tatkala telah bertemu
pilunya hilang
renjana meradang
tatkala naik ke ranjang
langutnya hilang
tatkala terpejam
khidmatnya hilang
sembilu merepih hati rindu
tatkala telah bertemu
pilunya hilang
renjana meradang
tatkala naik ke ranjang
langutnya hilang
benci dan rindu
benci mencari rindu di semak-semak cinta
namun rindu telah bersembunyi di padang rumput dusta
dikatakannya benci padahal rindu
ditahankannya rindu yang sedang membalut benci
namun rindu telah bersembunyi di padang rumput dusta
dikatakannya benci padahal rindu
ditahankannya rindu yang sedang membalut benci
izinkan aku
izinkan aku mengiris perasaanmu
dengan sebilah sembilu yang baru saja
kugunakan untuk mengiris kata
izinkan aku menyentuh wajahmu
dengan selembar sapu tangan yang baru saja
kugunakan untuk mengusap sunyi
dengan sebilah sembilu yang baru saja
kugunakan untuk mengiris kata
izinkan aku menyentuh wajahmu
dengan selembar sapu tangan yang baru saja
kugunakan untuk mengusap sunyi
mengapa tak cinta
ada tiga lelaki, kemudian empat,
yang bertepuk sebelah tangan.
lelaki pertama menggumam:
"ia tak juga mencintaiku, meskipun ia lumpuh
dan aku bersedia selalu menggendongnya."
lelaki kedua mengeluh:
"ia tak juga mencintaiku, meskipun ia buta
dan aku bersedia selalu menuntunnya."
lelaki ketiga berkata lirih:
"ia tak juga mencintaiku, meskipun ia bisu
dan aku bersedia selalu menyambung lidahnya."
lelaki keempat berbisik:
"ia tak juga mencintaiku, meskipun ia tak pernah mengenal cinta
dan hanya aku yang bersedia selalu mencintainya."
yang bertepuk sebelah tangan.
lelaki pertama menggumam:
"ia tak juga mencintaiku, meskipun ia lumpuh
dan aku bersedia selalu menggendongnya."
lelaki kedua mengeluh:
"ia tak juga mencintaiku, meskipun ia buta
dan aku bersedia selalu menuntunnya."
lelaki ketiga berkata lirih:
"ia tak juga mencintaiku, meskipun ia bisu
dan aku bersedia selalu menyambung lidahnya."
lelaki keempat berbisik:
"ia tak juga mencintaiku, meskipun ia tak pernah mengenal cinta
dan hanya aku yang bersedia selalu mencintainya."
rayuan pagi hari
::für elis
kubuka telingaku pagi ini
untuk mendengar kicau burung yang merdu
kubuka mataku pagi ini
untuk mengintip embun yang membasahi rerumputan
kubuka ruang hatiku pagi ini
untuk kau hiasi dengan cintamu
kubuka telingaku pagi ini
untuk mendengar kicau burung yang merdu
kubuka mataku pagi ini
untuk mengintip embun yang membasahi rerumputan
kubuka ruang hatiku pagi ini
untuk kau hiasi dengan cintamu
mengapa aku tak ingin sendiri
semua hal bisa kulakukan tanpa dirimu
wahai belahan jiwaku
kecuali untuk bangun dari mimpi
wahai belahan jiwaku
kecuali untuk bangun dari mimpi
Saturday, March 14, 2009
hilangnya pendaki gunung cita
tidak ada kabut tebal
tidak ada licin karena hujan
tidak ada makhluk pemangsa insan
namun entah mengapa jasadnya tidak pernah ditemukan
tatkala di puncak gunung
aku bertanya pada bebatuan
dan mereka berkata kepadaku:
"ia memang pernah kemari, namun kami menyuruhnya
menapaki angin dan meninggalkan kehidupan,
karena di sanalah tidak ada lagi puncak,
seperti yang ia inginkan"
tidak ada licin karena hujan
tidak ada makhluk pemangsa insan
namun entah mengapa jasadnya tidak pernah ditemukan
tatkala di puncak gunung
aku bertanya pada bebatuan
dan mereka berkata kepadaku:
"ia memang pernah kemari, namun kami menyuruhnya
menapaki angin dan meninggalkan kehidupan,
karena di sanalah tidak ada lagi puncak,
seperti yang ia inginkan"
pejamkan matamu
seorang pertapa pernah berkata kepadaku:
"pejamkan matamu saat bercinta,
baik dengan perempuan, alam maupun kesunyian."
aku sudah mengetahui itu,
karena memang ketiganya adalah istriku.
seolah tahu isi benakku, ia menambahkan:
"pejamkan pula matamu kala sesekali
engkau berselingkuh, terutama dengan kematian."
"pejamkan matamu saat bercinta,
baik dengan perempuan, alam maupun kesunyian."
aku sudah mengetahui itu,
karena memang ketiganya adalah istriku.
seolah tahu isi benakku, ia menambahkan:
"pejamkan pula matamu kala sesekali
engkau berselingkuh, terutama dengan kematian."
mencintai
mencintaimu adalah mencintai bayanganmu
yang ada dalam benakku
mencintaiku adalah mencintai bayanganku
yang ada dalam benakku
mencintainya adalah mencintai bayangannya
yang ada dalam benakku dan benakmu
mencintai adalah mencintai bayangan benaknya
yang ada dalam benakku
yang ada dalam benakku
mencintaiku adalah mencintai bayanganku
yang ada dalam benakku
mencintainya adalah mencintai bayangannya
yang ada dalam benakku dan benakmu
mencintai adalah mencintai bayangan benaknya
yang ada dalam benakku
surat dari lucifer
sepucuk surat aku terima,
tertulis nama 'lucifer' di sampulnya
ketika aku buka, terbacalah:
"aku mendengar doamu kepada Tuhan.
kamu ingin tahu surga dan neraka?
aku pernah merasakan keduanya.
bakar surat ini, dan kamu akan tahu."
setelah surat itu kubakar...
hanya ada api
lalu ada suara berbisik:
"ya, surga dan neraka adalah api;
surga dan neraka adalah tempat yang sama.
hanya inderamu yang berbeda."
tertulis nama 'lucifer' di sampulnya
ketika aku buka, terbacalah:
"aku mendengar doamu kepada Tuhan.
kamu ingin tahu surga dan neraka?
aku pernah merasakan keduanya.
bakar surat ini, dan kamu akan tahu."
setelah surat itu kubakar...
hanya ada api
lalu ada suara berbisik:
"ya, surga dan neraka adalah api;
surga dan neraka adalah tempat yang sama.
hanya inderamu yang berbeda."
hanya berkebun
maaf
aku sibuk berkebun
di kebunku tumbuh berbagai bunga kata
hanya saja
aku tak sempat merangkainya untukmu
petik saja sendiri
dan rangkai sendiri kata-katamu
aku sibuk berkebun
di kebunku tumbuh berbagai bunga kata
hanya saja
aku tak sempat merangkainya untukmu
petik saja sendiri
dan rangkai sendiri kata-katamu
lilit
hatiku terlilit
kala aku dililit cinta
astera berkedip
memberi restu dari langit
aku sakit
karena aku mendua
sekalipun tak punya cinta
malam menggumam
memberi perkenan dalam kelam
asmara menjangkit
cinta melilit
dan akupun sakit
kala aku dililit cinta
astera berkedip
memberi restu dari langit
aku sakit
karena aku mendua
sekalipun tak punya cinta
malam menggumam
memberi perkenan dalam kelam
asmara menjangkit
cinta melilit
dan akupun sakit
mayang
::sebuah sungai yang melintasi kampung halamanku
aku mengizinkanmu pergi
jauh ke selatan di musim hujan,
karena aku hanya bisa menemanimu
di musim kering
daun jati meratap
panas hari bersorak
cinta tidak datang kapan saja
mungkin aku akan menyusulmu
jauh ke utara,
setelah mereka terkembang
dan beranjak remaja
pohon jati bersorak
air mata meluap
cinta hadir ketika mata terbuka
aku mengizinkanmu pergi
jauh ke selatan di musim hujan,
karena aku hanya bisa menemanimu
di musim kering
daun jati meratap
panas hari bersorak
cinta tidak datang kapan saja
mungkin aku akan menyusulmu
jauh ke utara,
setelah mereka terkembang
dan beranjak remaja
pohon jati bersorak
air mata meluap
cinta hadir ketika mata terbuka
di atas ranjang luna maya
kasur bertanya pada bantal:
“mengapa engkau yang menerima tetesan liurnya,
padahal akulah yang menyangga berat tubuhnya?”
bantal pun menjawab:
“mengapa pikiranmu seperti para pria itu,
yang bersedia bertukar liur dengannya?
kamu tahu, akulah yang pertama kali
mendengar dengkurnya yang sumbang.”
“mengapa engkau yang menerima tetesan liurnya,
padahal akulah yang menyangga berat tubuhnya?”
bantal pun menjawab:
“mengapa pikiranmu seperti para pria itu,
yang bersedia bertukar liur dengannya?
kamu tahu, akulah yang pertama kali
mendengar dengkurnya yang sumbang.”
aku dan engkau
di wajahmu mengalir
setetes air mata tanpa darah
di wajahku mengalir
setetes darah tanpa air mata
aku berdarah,
lalu mengapa engkau yang menangis?
setetes air mata tanpa darah
di wajahku mengalir
setetes darah tanpa air mata
aku berdarah,
lalu mengapa engkau yang menangis?
anggrek, rafflesia dan kita
anggrek tak pernah bertanya
mengapa ia sangat dikagumi
rafflesia tak pernah bertanya
mengapa ia sangat dibenci
tetapi kau selalu bertanya
mengapa wajahmu yang buruk dicintai
dan wajahku yang tampan dibenci
mengapa ia sangat dikagumi
rafflesia tak pernah bertanya
mengapa ia sangat dibenci
tetapi kau selalu bertanya
mengapa wajahmu yang buruk dicintai
dan wajahku yang tampan dibenci
aku dan pancasila
kemarin
aku memperingati hari kesakitan pancasila
hari ini lagi
dan besok lagi
sebenarnya
aku memperingatinya setiap hari,
kecuali hari pertama bulan kesepuluh
aku memperingati hari kesakitan pancasila
hari ini lagi
dan besok lagi
sebenarnya
aku memperingatinya setiap hari,
kecuali hari pertama bulan kesepuluh
pada hari kebebasan
bertahun-tahun lalu
senjata yang mereka arahkan ke jantungku
membuatku bungkam hingga aku tak berani lagi
meneriakkan kebenaran melawan penindasan
pengapnya udara penjara
membuat tintaku membeku hingga penaku tak lagi
menggoreskan tulisan tajam menentang tirani
hari ini
ketika bui melepasku dengan enggan,
mereka menyiapkan panggung untukku
penguasa baru yang tidak aku kenal
menyambut aku sebagai pahlawan
sebelum aku bertanya ia menjawab:
"cemerlang sekali tuan, cemerlang.
di dunia ini semua bisa dihakimi
kecuali igauan ketika tidur."
senjata yang mereka arahkan ke jantungku
membuatku bungkam hingga aku tak berani lagi
meneriakkan kebenaran melawan penindasan
pengapnya udara penjara
membuat tintaku membeku hingga penaku tak lagi
menggoreskan tulisan tajam menentang tirani
hari ini
ketika bui melepasku dengan enggan,
mereka menyiapkan panggung untukku
penguasa baru yang tidak aku kenal
menyambut aku sebagai pahlawan
sebelum aku bertanya ia menjawab:
"cemerlang sekali tuan, cemerlang.
di dunia ini semua bisa dihakimi
kecuali igauan ketika tidur."
Thursday, March 12, 2009
tangisan cermin
ketika kau mengiris nadimu
aku diam saja karena bukan aku yang menyakiti hatimu
ketika kau mati
aku diam saja karena bukan aku yang membunuhmu
ketika ibumu menangis
aku diam saja karena bukan aku yang melahirkanmu
setahun setelah kepergianmu
aku menangis karena kau tak pernah bercermin lagi
aku diam saja karena bukan aku yang menyakiti hatimu
ketika kau mati
aku diam saja karena bukan aku yang membunuhmu
ketika ibumu menangis
aku diam saja karena bukan aku yang melahirkanmu
setahun setelah kepergianmu
aku menangis karena kau tak pernah bercermin lagi
puisi makhluk luar angkasa
::makhluk berwajah pesing
wahai manusia yang penuh derita,
sehari saja kami ingin menjadi dirimu
karena meski penuh derita, tidak seperti kami,
tangisan mengalir dari matamu dan
air seni dari selakanganmu
wahai manusia yang penuh derita,
sehari saja kami ingin menjadi dirimu
karena meski penuh derita, tidak seperti kami,
tangisan mengalir dari matamu dan
air seni dari selakanganmu
ketika para pujangga berkumpul
tentu saja membicarakan cinta
meski mata pencaharian mereka berbeda
sang resi berkata:
"cinta seperti nafas, manusia
tak mampu hidup tanpanya."
sang tukang martabak berkata:
"cinta ada di sekitar kita, menemukannya
lebih mudah daripada membalikkan martabak."
sang virolog berkata:
"cinta seperti virus, tanpa menyatu dengan
kehidupan ia mati."
meski mata pencaharian mereka berbeda
sang resi berkata:
"cinta seperti nafas, manusia
tak mampu hidup tanpanya."
sang tukang martabak berkata:
"cinta ada di sekitar kita, menemukannya
lebih mudah daripada membalikkan martabak."
sang virolog berkata:
"cinta seperti virus, tanpa menyatu dengan
kehidupan ia mati."
Wednesday, March 11, 2009
musim kata
aku paling tidak suka
saat memasuki musim kata
yang aku takutkan adalah
hujan kata tanpa henti selama berhari-hari
kalau sudah begitu
sungai akan meluapkan kata
dan banjir kata akan merusak
kebun kata yang aku rawat
lalu aku hanya bisa diam tanpa kata
saat memasuki musim kata
yang aku takutkan adalah
hujan kata tanpa henti selama berhari-hari
kalau sudah begitu
sungai akan meluapkan kata
dan banjir kata akan merusak
kebun kata yang aku rawat
lalu aku hanya bisa diam tanpa kata
Tuesday, March 10, 2009
huhumilang
dimana sendu mengalirkan duka,
ada hati terlingkup perih terlanda oleh luruhmu.
terkenang akan hari ketika aku dirundung sayang,
tertumpah remuah dari cinta,
dihias hikmat dalam pesona suka.
kami iring di muka gerbang antara,
yang memisahkan semua diri,
ingin kami terhanyut hingga duniamu.
menegarkan raga merajut lagi asa
seraya menunggu waktu menghalau seluruh pilu,
hingga kami bebas untuk tetap terkenang akanmu
selamanya
ada hati terlingkup perih terlanda oleh luruhmu.
terkenang akan hari ketika aku dirundung sayang,
tertumpah remuah dari cinta,
dihias hikmat dalam pesona suka.
kami iring di muka gerbang antara,
yang memisahkan semua diri,
ingin kami terhanyut hingga duniamu.
menegarkan raga merajut lagi asa
seraya menunggu waktu menghalau seluruh pilu,
hingga kami bebas untuk tetap terkenang akanmu
selamanya
anggrek dan laba-laba
aku meraba-raba pohon anggrek
penuh sarang laba-laba di teras rumahku
hatiku berbunga-bunga bukan hanya
karena anggrek itu berbunga,
namun juga karena ia mulia
bagaimana tidak, meski masih hidup menumpang
pada yang lain ia rela memberi tumpangan
pada kehidupan yang lain
penuh sarang laba-laba di teras rumahku
hatiku berbunga-bunga bukan hanya
karena anggrek itu berbunga,
namun juga karena ia mulia
bagaimana tidak, meski masih hidup menumpang
pada yang lain ia rela memberi tumpangan
pada kehidupan yang lain
lipat dan peras
di sore hari
aku melipat-lipat pakaian yang belum kering.
aku sengaja tidak memerasnya
agar tanganku tak lelah
malam harinya
aku melipat-lipat otakku yang belum kering.
aku sengaja tidak memerasnya
agar anganku tak lelah
ah...
andaikan setelah itu
aku bisa melipat-lipat seseorang
meski tak memerasnya.
namun mungkin aku akan lelah
aku melipat-lipat pakaian yang belum kering.
aku sengaja tidak memerasnya
agar tanganku tak lelah
malam harinya
aku melipat-lipat otakku yang belum kering.
aku sengaja tidak memerasnya
agar anganku tak lelah
ah...
andaikan setelah itu
aku bisa melipat-lipat seseorang
meski tak memerasnya.
namun mungkin aku akan lelah
cinta dan kata
pada suatu sore ketika
duduk-duduk di tepi jalan
aku melihat cinta dan kata berpapasan
kata menghardik cinta:
"jangan lupakan hutangmu padaku!"
cinta hanya tersenyum.
keningnya sedikit berkerut
kata segera berlalu
sebelum sempat tersipu malu
sama seperti cinta,
aku pun tersenyum
hutang kata pada cinta jauh lebih banyak
dan tak mungkin dapat dilunasi
duduk-duduk di tepi jalan
aku melihat cinta dan kata berpapasan
kata menghardik cinta:
"jangan lupakan hutangmu padaku!"
cinta hanya tersenyum.
keningnya sedikit berkerut
kata segera berlalu
sebelum sempat tersipu malu
sama seperti cinta,
aku pun tersenyum
hutang kata pada cinta jauh lebih banyak
dan tak mungkin dapat dilunasi
lagu masa kecil
satu satu aku selalu ingat dirimu
dua dua sudah sewindu tak bersua
tiga tiga kapankah boleh sejenak bersama
satu dua tiga sebelum terlupa bayangmu di mata
dua dua sudah sewindu tak bersua
tiga tiga kapankah boleh sejenak bersama
satu dua tiga sebelum terlupa bayangmu di mata
tak hendak
sampan merajuk di pinggir sungai
dayung kukuh tak hendak menyeberang
cintaku menumpuk di alam andai
raguku teguh tak hendak menyayang
dayung kukuh tak hendak menyeberang
cintaku menumpuk di alam andai
raguku teguh tak hendak menyayang
penyair tua
petang ini Aku menemui seorang peramal di pasar malam.
dalam bola kristal aku melihat seorang penyair tua serupa wajahku
bersajak:
jangan kau buang pot pot itu. potret pot pot
itu sebelum kita bertret tet tet di bulan juni!
akan kita sandingkan potret itu
dengan burung merak di satu hari yang penuh hujan.
akan kita sandingkan mereka
di kebun binatang yang terbuang dari kumpulannya
aku termangu, sedikit mendesah:
ah, hingga tua ternyata aku hanyalah seorang pemulung kata
dalam bola kristal aku melihat seorang penyair tua serupa wajahku
bersajak:
jangan kau buang pot pot itu. potret pot pot
itu sebelum kita bertret tet tet di bulan juni!
akan kita sandingkan potret itu
dengan burung merak di satu hari yang penuh hujan.
akan kita sandingkan mereka
di kebun binatang yang terbuang dari kumpulannya
aku termangu, sedikit mendesah:
ah, hingga tua ternyata aku hanyalah seorang pemulung kata
paduka
padaku paduka meminta kaldu kuku kuda
seusai paduka berkuda padaku
paduka apaku?
aku kuda muda paduka
aku mantrai kaldu kuku kuda paduka
hingga paduka bisa aku kudai dan
terkuda-kuda padaku
paduka dia paduka
paduka kudaku
paduka budakku
akhirnya, aku paduka
seusai paduka berkuda padaku
paduka apaku?
aku kuda muda paduka
aku mantrai kaldu kuku kuda paduka
hingga paduka bisa aku kudai dan
terkuda-kuda padaku
paduka dia paduka
paduka kudaku
paduka budakku
akhirnya, aku paduka
dinding
aku adalah peraba dinding
setiap dinding yang aku sentuh akan memutar kejadian
yang dialami orang-orang yang pernah menyentuhnya
sebenarnya aku ingin meraba dinding
Jericho, Gaza, Berlin ataupun Mancuria
dan melihat peristiwa pedih dan heroik
yang mengubah sejarah
namun sampai saat ini hanya dinding rumah tua
di depan rumahku yang sering aku raba
pernah suatu kali ketika aku menyentuhnya,
terlihat malam gelap yang dipenuhi jeritan pilu
orang-orang yang dianggap komunis.
kali yang lain lagi, aku melihat di halaman rumahku
banyak orang berkerumun melayat almarhum nenekku
aku pernah mengeluh padanya mengapa ia suka peristiwa pedih
hari ini aku merabanya lagi, dan aku melihat
detik-detik yang diperlambat ketika
sebutir kelapa terjatuh menimpa kepalaku.
setiap dinding yang aku sentuh akan memutar kejadian
yang dialami orang-orang yang pernah menyentuhnya
sebenarnya aku ingin meraba dinding
Jericho, Gaza, Berlin ataupun Mancuria
dan melihat peristiwa pedih dan heroik
yang mengubah sejarah
namun sampai saat ini hanya dinding rumah tua
di depan rumahku yang sering aku raba
pernah suatu kali ketika aku menyentuhnya,
terlihat malam gelap yang dipenuhi jeritan pilu
orang-orang yang dianggap komunis.
kali yang lain lagi, aku melihat di halaman rumahku
banyak orang berkerumun melayat almarhum nenekku
aku pernah mengeluh padanya mengapa ia suka peristiwa pedih
hari ini aku merabanya lagi, dan aku melihat
detik-detik yang diperlambat ketika
sebutir kelapa terjatuh menimpa kepalaku.
kupu-kupu kertas
kupu-kupu kertas berwarna-warni
tergantung di langit-langit kamarku.
tiap hari ia berputar-putar riang
mengikuti irama semilir angina
lama kelamaan ia bosan
dan tak ingin berputar-putar lagi
lalu aku tempelkan seekor ulat bulu pada sayapnya
kupu-kupu kertas kembali riang
dan berputar-putar lagi.
aku tahu ia ingin menjadi ulat
dan lalu menjadi kupu-kupu sungguhan
ulat pun senang,
kapan lagi ia bisa merambati kupu-kupu?
tergantung di langit-langit kamarku.
tiap hari ia berputar-putar riang
mengikuti irama semilir angina
lama kelamaan ia bosan
dan tak ingin berputar-putar lagi
lalu aku tempelkan seekor ulat bulu pada sayapnya
kupu-kupu kertas kembali riang
dan berputar-putar lagi.
aku tahu ia ingin menjadi ulat
dan lalu menjadi kupu-kupu sungguhan
ulat pun senang,
kapan lagi ia bisa merambati kupu-kupu?
Sunday, March 8, 2009
cinta dalam botol
botol ini berisi jin cinta
aku harus membukanya dengan gigiku,
konon hanya gigiku yang cocok
dengan gigi tutup botol ini
pagi ini di halaman rumahku
ribuan orang memohon agar aku
mengeluarkan jin cinta
untuk menyembuhkan hati yang terluka
sayang sekali, hari ini aku sakit gigi
aku harus membukanya dengan gigiku,
konon hanya gigiku yang cocok
dengan gigi tutup botol ini
pagi ini di halaman rumahku
ribuan orang memohon agar aku
mengeluarkan jin cinta
untuk menyembuhkan hati yang terluka
sayang sekali, hari ini aku sakit gigi
tentang maut
maut memiliki penciuman yang tajam,
ia tak pernah keliru mengenali mangsanya.
ia memiliki penglihatan yang jernih,
tak pernah gagal menangkap buruannya.
namun ia memiliki cita rasa yang buruk.
daging muda, berotot ataupun keriput ia anggap sama
ia hanya takut pada waktu, karena ada saat
dimana maut tak memiliki sengat lagi
ia tak pernah keliru mengenali mangsanya.
ia memiliki penglihatan yang jernih,
tak pernah gagal menangkap buruannya.
namun ia memiliki cita rasa yang buruk.
daging muda, berotot ataupun keriput ia anggap sama
ia hanya takut pada waktu, karena ada saat
dimana maut tak memiliki sengat lagi
rindu
angin dan hujan sore ini
mengingatkanku akan masa lalu
gembira hati rindu
menemani aku hanya seminggu,
ketika aku menikah dengannya
kepedihan hati rindu
menemani aku hingga sewindu,
setelah ia tiada
angin berlaku tak serupa hembusan nafasnya,
hujan berlaku tak serupa tetes air matanya,
namun mengapa aku ingat padanya?
rindu dalam pilu,
pilu dalam waktu
mengingatkanku akan masa lalu
gembira hati rindu
menemani aku hanya seminggu,
ketika aku menikah dengannya
kepedihan hati rindu
menemani aku hingga sewindu,
setelah ia tiada
angin berlaku tak serupa hembusan nafasnya,
hujan berlaku tak serupa tetes air matanya,
namun mengapa aku ingat padanya?
rindu dalam pilu,
pilu dalam waktu
mukadimah kitab cinta
cinta tak dapat diciptakan
dan cinta tak dapat dimusnahkan
cinta sudah ada dari mulanya
dan akan tetap ada selamanya
cinta bukan aku dan aku bukan cinta,
namun sejak aku ada aku selalu bersama cinta
dan cinta tak dapat dimusnahkan
cinta sudah ada dari mulanya
dan akan tetap ada selamanya
cinta bukan aku dan aku bukan cinta,
namun sejak aku ada aku selalu bersama cinta
rasa
aku membiarkan titik-titik air hujan
yang tertiup angin menerpa wajahku
anak gadisku bertanya: "ayah menangis?"
air mataku bercampur air hujan mengalir ke mulutku.
hambar.
tak sama dengan rasa hatiku yang kecut.
kecut?
ah...
aku jadi teringat bau keringatnya
yang tertiup angin menerpa wajahku
anak gadisku bertanya: "ayah menangis?"
air mataku bercampur air hujan mengalir ke mulutku.
hambar.
tak sama dengan rasa hatiku yang kecut.
kecut?
ah...
aku jadi teringat bau keringatnya
Subscribe to:
Posts (Atom)